Rabu, 05 Juni 2013

Sobat Roy's Blog tau kan banyumas itu................
A.   Tempat awal pemerintahan dan nama Banyumas
Menurut penelitian, maka hutan Mangli daerah Kejawar sebagai tempat pertama dibangunnya pusat pemerintahan Adipati Wargo Oetomo II setelah meninggalkan Wirasaba. Menurut riwayat yang juga dipercayai masyarakat, beliau menerima wisik supaya pergi ke suatu tempat tumbuhnya pohon Tembaga. Di hutan Mangli inilah diketemukan pohon Tembaga yang dimaksud ; yaitu di sebelah Timur pertemuan sungai Pasinggangan dan sungai Banyumas. 

Alun-Alun Banyumas Lama
Kemudian mulailah dibangun tempat tersebut sebagai pusat pemerintahan dengan dibiayai oleh Kjai Mranggi Semu di Kejawar. Ketika sedang sibuk-sibuknya membangun pusat pemerintahan itu, kebetulan pada waktu itu ada sebatang kayu besar hanyut di sungai Serayu. Pohon tersebut namanya pohon Kayu Mas yang setelah diteliti berasal dari Desa Karangjambu (Kecamatan Kejobong, Bukateja, Kabupaten Purbalinga), sekarang sebelah timur Wirasaba. Anehnya kayu tersebut terhenti di sungai Serayu dekat lokasi pembangunan pusat pemerintahan. Adipati Marapat tersentuh hatinya melihat kejadian tersebut, kemudian berkenan untuk mengambil Kayu Mas tersebut untuk dijadikan Saka Guru.Karena kayu itu namanya Kayu Mas dan hanyut terbawa air (banyu), maka pusat pemerintahan yang dibangun ini kemudian diberi nama Banyumas (perpaduan antara air (banyu) dan Kayu Mas)).
B.   Hubungan antara Mataram I, Majapahit, Pakuan Pajajaran, Pajang dan Banyumas.
Perlu diterangkan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud dengan hubungan disini terutama kaitan antara daerah Banayumas dengan beberapa negara (kerajaan) sebelumnya. Banyumas bukannya timbul secara tiba-tiba, tetapi mempunyai alur yang cukup panjang. Dalam cerita babad terkaitlah sejarah Banyumas dengan Majapahit  (Raden Aria Baribin) dan Pakuan Pajajaran, tetapi keterkaitannya dengan Mataram I (Mangli) tidak tercatat. Bahkan masyarakat mengira/mungkin hanya mengetahui bahwa Banyumas baru tampil di  panggung sejarah sejak Raden Djoko Kahiman (Wargo Oetomo II) mendirikan Banyumas sekitar tahun 1582 M.  Tetapi berdasarkan data arkeologi ternyata daerah DAS Serayu telah tampil dalam sejarah sejak zaman Nirloka (Prehistori, temuan artefak batu berupa kapak neolotikum) dan juga zaman Mataram I (temuanprasasti, perhiasan mas dan arca batu).  Pada zaman Mataram I, bangunan Serayu pasti merupakan jalur lalu lintas perdagangan sungai yang ramai. Banyak pedagang yang hilir  mudik melintasi sungai Serayu. Hubungan Banyumas dengan Majapahit dan Pakuan Pajajaran, diuraikan dalam Babad Banyumas, yaitu Raden Aria Baribin putra Brawidjaja IV (adik Brawidjaja V) pergi meninggalkan Majapahit, karena akan dibunuh secara diam-diam oleh kakaknya sendiri yaitu Brawidjaja V karena dikhawatirkan kalau-kalau akan merebut kekuasaan. Dalam perjalanannya menuju Pakuan Pajajaran beliau singgah di Bagelan dan bermalam di rumah Ki Ageng Kaleng, kemudian terus ke Ngayah dan melanjutkan ke Kejawar singgah di rumah Ki Ageng Mranggi (orang tua Raden Djoko Kahiman). Dari Kejawar kemudian melanjutkan perjalanannya menuju Pasir Luhur dan baru meneruskan ke Pakuan Pajajaran menjadi seorang petapa yang terkenal dengan nama Raden Aria Baribin Pandhita Putra.  Hubungan antara Banyumas dengan kerajaan Pajang yang sudah beragama Islam sudah cukup jelas, karena Adipati Wargo Oetomo II diangkat oleh Sultan Pajang yaitu Hadiwidjaja yang meninggal pada tahun 1587 M, menjadi Adipati Wirasaba VII yang kemudian pindah ke Kejawar (hutan Mangli).  Selanjutnya Kadipaten (Kabupaten) Banyumas menjalin hubungan dengan kerajaan Mataram II (Islam).
C.  Riwayat singkat Raden Djoko Kahiman (Adipati Marapat).
Riwayat Djoko Kahiman atau Raden Djoko Semangoen adalah putra Raden Harjo Banjaksosro Adipati Pasir Luhur yang sejak kecil diasuh dan diambil anak angkat oleh Kjai dan Njai Mranggi Semoe di Kejawar. Kjai Mranggi sebenarnya namanya adalah Kjai Sambarta dan Njai Mranggi adalah Njai Ngaisah. Setelah Raden Djoko Kahiman dewasa lalu mengabdikan dirinya pada Kjai Adipati Wirasaba yang bernama Adipati Wargo Oetomo I dan akhirnya Raden Djoko Kahiman menjadi menantu Wargo Oetomo I, dinikahkan dengan putri sulungnya yang bernama Rara Kartimah. Suatu ketika Adipati Wirasaba mendapat titah Sultan agar mempersembahkan salah seorang putrinya untuk dijadikan garwa ampean. Oleh Sang Adipati dipersembahkan putri bungsunya yang bernama Rara Soekartijah, yang pada masa kecilnya pernah dijodohkan dengan putra saudaranya yaitu Ki Ageng Tojareka, namun setelah  dewasa Rara Soekartijah menolak untuk berumah tangga dan bercerai sebelum berkumpul. Sakit hati Ki Ageng Tojareka kemudian membuat fitnah yang menyebabkan murka Sultan Pajang dan menyuruh Gandek supaya membunuh Adipati Wirasaba dalam perjalanan pulang tanpa penelitian terlebih dahulu. Tetapi sesudah diteliti menyesallah Sultan Pajang, kemudian menyuruh Gandek untuk menyusul Gandek terdahulu supaya membatalkan rencana membunuh Adipati Wargo Oetomo I, namun sudah terlambat. Tempat terjadinya di Desa Bener, maka Adipati Wargo Oetomo I juga terkenal dengan sebutan Adipati Sedo Bener, sedangkan makam beliau di pasarehan Pakiringan, sebelah timur kota Banyumas, sekarang masuk wilayah Purworejo Klampok. 

Alun-Alun Purwokerto Sekarang
Penyesalan Sultan Pajang kemudian menitahkan memanggil putra Adipati Wirasaba supaya menghadap ke Kesultanan Pajang, namun semua putra Wargo Oetomo I tidak ada yang berani menghadap, akhirnya dengan jiwa heroik dan patriotis karena anggapannya akan dibunuh juga, berangkatlah Raden Djoko Kahiman menghadap Sultan Pajang. Di luar dugaan Raden Djoko Kahiman malah diangkat menjadi Adipati Wirasaba VII dengan gelar Adipati Wargo Oetomo II untuk menggantikan Adipati Wargo Oetomo I yang telah wafat karena kesalah pahaman. Sultan Pajang memberikan segala kebijaksanaan Kadipaten Wirasaba kepada Wargo Oetomo II. Dengan kebesaran jiwanya Adipati Wargo Oetomo II tidak ingin mementingkan dirinya sendiri (mukti sendiri), karena beliau adalah anak mantu, maka mohon restu agar diperkenankan untuk membagi daerah kekuasaan Wirasaba menjadi 4 daerah. Menurut penelitian dan hasil seminar, hari, tanggal, bulan, tahun diangkatnya Raden Djoko Kahiman menjadi Adipati Wirasaba VII yang bergelar Adipati Wargo Oetomo II adalah : Jumat Kliwon, tanggal 12 Rabiul awal 990 H bertepatan dengan tanggal 6 April 1582 M. Sekembalinya dari Pajang maka Raden Djoko Kahiman yang telah diangkat menjadi Adipati Wirasaba VII, beliau membagi daerah kekuasaannya menjadi empat, yaitu :
  1.  Banjar Pertambakan diberikan kepada Kjai Ngabehi Wirojoedo.
  2.  Merden diberikan kepada Kjai Ngabehi Wirokoesoemo.
  3. Wirasaba diberikan kepada Kjai Ngabehi Wargowidjojo.
  4. Sedangkan beliau merelakan kembali ke Kejawar dengan maksud mulai membangun pusat pemerintahn yang baru. Ketiga saudaranya berterimakasih dan tetap tunduk kepada Adipati Wargo Oetomo II yang diangkat sah oleh Sultan Pajang.
Dari uraian tersebut diatas, maka dapatlah diambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Hari Jadi Kabupaten Banyumas adalah hari Jumat Kliwon, tanggal 12 Rabiul awal 990 Hijriyah bertepatan dengan 6 April 1582 Masehi.
  2. Adipati I (Bupati I Banyumas) ialah Raden Djoko Kahiman putra Banjaksosro dari Pasir Luhur yang kemudian diambil anak angkat oleh Kjai Mranggi Semoe di Kejawar, menjadi menantu Adipati Wirasaba (Adipati Wargo Oetomo I) kemudian diangkat menjadi Adipati Wirasaba VII oleh Sultan Pajang, yang akhirnya membagi wilayah kekuasaan Wirasaba menjadi empat daerah, sehingga beliau terkenal dengan sebutan Adipati Marapat.
  3. Daerah yang pertama kali dibangun sebagai pusat pemerintahan ialah hutan Mangli daerah Kejawar dan sekarang terletak di Desa Kalisube Grumbul Mangli, Kecamatan Banyumas
Categories:

1 komentar:

Terimakasih sob sudah melihat artikel pos Ros"s Blog. :D
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jangan lupa LIKE......
Jike mau bertanya silahkan COMMENT disini ヽ(ヅ)ノ

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!